JAKARTA (THE JAKARTA POST/ASIA NEWS NETWORK) – Walikota Surabaya Tri Rismaharini berlutut di tanah dan menangis ketika dia mengadakan pertemuan dengan dokter dan direktur rumah sakit di Surabaya di tengah lonjakan kasus Covid-19 di ibu kota Jawa Timur, yang telah menjadi pusat wabah di Indonesia.
Risma, sapaan akrab wali kota, mengadakan pertemuan dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan otoritas setempat untuk membahas penanganan Covid-19 di Balai Kota Surabaya pada Senin (29 Juni).
Dalam video tersebut, yang menjadi viral tak lama setelah pertemuan, walikota terlihat berlutut, menangis dan meminta maaf setelah seorang ahli paru dari Rumah Sakit Dr Soetomo di Surabaya berbagi dalam pertemuan itu bahwa rumah sakit itu kelebihan beban dengan pasien Covid-19.
Dokter mengatakan bahwa rumah sakit kewalahan dengan pasien sementara juga menyoroti bahwa masih banyak warga Surabaya yang mengabaikan protokol kesehatan yang diperlukan untuk mencegah penularan lebih lanjut dari virus yang sangat menular.
Pernyataan itu menyebabkan penghentian sementara pertemuan ketika Risma mulai berlutut dan menangis.
“Jika Anda menyalahkan kami (pemerintah Surabaya), saya tidak akan menerimanya. Kami bahkan tidak bisa masuk rumah sakit,” katanya sambil menangis seperti dilansir tribunnews.com.
Risma berpendapat bahwa kantornya menghadapi rintangan dalam menjangkau rumah sakit bahkan ketika mencoba menawarkan bantuan, tanpa menjelaskan rinciannya. Dia juga mengatakan bahwa pemerintahannya telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan penyebaran virus corona.
“Tolong jangan terus menyalahkan kami,” katanya sambil menangis.
Jawa Timur saat ini adalah pusat Covid-19 Indonesia dengan penghitungan 11.805 kasus yang dikonfirmasi pada hari Senin, melampaui ibu kota Jakarta yang telah mencatat 11.114 kasus.
Berdasarkan laporan satgas Covid-19 Jawa Timur pada Minggu, Surabaya mencatat separuh kasus provinsi dengan 5.510 kasus dan 418 korban jiwa.
Terlepas dari situasi pandemi yang memburuk di wilayah tersebut, walikota Surabaya telah lama terjebak dalam perseteruan yang sedang berlangsung dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tentang bagaimana menangani pandemi di wilayah tersebut.